Keikhlasan M. Natsir dalam Mendidik Ummat



Mungkin sangat sukar sekali jika mencari seorang pemuda zaman sekarang yg berani mengikhlaskan seluruh karir dan nasibnya hanya untuk mengabdi pada Islam semisal Natsir. Ketika baru lulus dari skolah menengah atas (AMS), Natsir dipanggil oleh perguruan tinggi RHS untuk melanjutkan studinya di sana, Natsir yg memang dulu bercita2 masuk ke sana tentu sangat bahagia mendapat panggilan itu. Namun tak disangka, sketika itu juga dia malah menolak panggilan itu hanya karena satu alasan, ingin mengbdikan dan menggabungkan diri pd perjuangan Islam.

Sungguh hanya dengan sikap mulia semisal itulah Islam akan dapat bangkit menjadi khalifah fil ard, dan itu sudah dbuktikan oleh Natsir. Dan Natsir slalu berpesan: "Jadilah sebagai orang yg membuat sejarah, bukan penonton sejarah!"

Ketika membuka sekolah Pendidikan Islam (PENDIS), seringkali ia menggadaikan perhiasan istrinya (ibu Nur Nahar) hanya untuk membayar biaya sewa gedung sekolah binaannya itu. Sangat paradox sekali dengan mayoritas tabiat para guru skarang yg menjadikan dunia pendidikan sebagai lahan bisnis, tempat mencari keuntungn.
Natsir memang orang yg amat bahagia bisa menemukan istri yg sangat ikhlas seperti dirinya!

Nur Nahar dulunya adalah tenaga pengajar di sekolah TK milik pemerintah. Dia berani meninggalkan sekolah pemerintah itu saat Natsir mengajaknya bergabung di Pendis. Padahal secara materil tentu bergabungnya dengan sekolah partikelir (swasta) milik Natsir bukan akan menambahnya menjadi sejahtera, melainkan sebaliknya. Tapi ia rela menghadapi masa depan itu dengan hati yang lapang.

Jika ada guruku yg bersikap seperti mereka berdua mungkin dulu saya tidak akan benci pada propesi guru.

Semoga dengan membaca kembali sejarah hidup beliau ini, akan lahir generasi-generasi Islam yang potensial, militan dan sedia berjuang membela Islam dengan dasar sikap penuh keikhlasan.

Wahai guruku, wahai inspirasiku, Semoga engkau slalu mendapatkan limpahan rahman dan rahim-Nya. Amien!




****
Sumber Photo: www.dewandakwah.org

SHARE ON:

Penulis berusaha menulis di blog ini untuk berbagi pengalaman, wawasan, serta pemikiran yang dipandang layak untuk disebar luaskan. Aktivitas sehari-hari penulis aktif sebagai tenaga pengajar piket pada salah satu lembaga pesantren di Kab. Bandung, serta aktif sebagai anggota Komunitas Penulis Islam

    Blogger Comment

0 comments:

Posting Komentar

Renungan
Ada Konsekuensi logis yang berlaku di setiap permasalahan yang kita ambil. Orang yang sadar akan makna konsekuensi, tindakannya tidak akan lepas dari kontrol pertimbangan yang matang. Setidaknya, tindakannya tidak berakhir dengan penyesalan.
Komentar saudara yang sarat dengan nilai, akan menjadi sumbangan berharga bagi penulis dan pembaca lainnya.