A. Hassan di antara Natsir dan Soekarno


A. Hassan adalah ulama besar yang telah membawa Muslim Indonesia, dan banyak Muslim di beberapa negara muslim lainnya, menemukan kembali berbagai risalah yang telah lama terpendam oleh kejumudan.

Meskipun berdiri hanya bermodalkan kecakapan otodidak, namun semangatnya mendalami Islam dan keradikalannya dalam menelusuri segala sesuatu yang berkembang di masyarakat dengan mengembalikan semuanya ke asal mula ajaran itu bermula (al-Quran dan Sunnah) tanpa takut dihujat oleh manusia manapun, A. Hassan berhasil membuat corak baru dalam mereformasi ajaran Islam.

Selain bergerak melakukan reconstruction of religious thought in Islam (begitu Iqbal mengistilahkan gerakannya yg mirip Hassan), A. Hassan juga melakukan metode pendidikan dan dakwah yg amat unik pd zamannya. Banyak para pemuda yg amat simpati dan tertarik dengan metoda yg digunakannya itu. Para pemuda yg mampuh Hassan pengaruhi, salah satunya adalah Natsir dan Soekarno (dua tokoh pounding father Bangsa Indonesia yg amat dibanggakan).

Untuk Natsir mungkin setiap orang sudah memaklumi bagaimana idealisme religiusnya dalam setiap pergerakan yg dilakoninya. Namun untuk membicarakan Soekarno sejajar dalam pendidikan agamanya dengan Natsir, mungkin kita akan bertanya-tanya, benarkah itu?

Catatan sejarah sudah membuktikan bahwa Natsir dan Soekarno adalah dua pemuda yang mengalami pendidikan langsung dari A. Hassan.

Soekarno kala itu adalah seorang pemuda yang otaknya penuh dengan mitologi wayang Jawa, yang memang sudah didapatinya dari ayah dan kakeknya. Dengan latar belakang seperti itu, meskipun dirinya mengakui sebagai muslim, bisa dipastikan bahwa dia amat jauh dari ajaran Islam. Dan dia baru bisa tertarik untuk mendalami Islam adalah setelah dirinya berkenalan dengan Hassan.

Lantas kenapa jika gurunya sama tapi dikemudian hari kedua pemuda itu malah memiliki ideologi yang amat bertolak belakang (180 derajat)? Untuk menjawab persoalan itu mungkin sudah waktunya bagi kita untuk kembali menela'ah hadits Rasulullah yg mengutarakan bahwa segala amalan itu tergantung pada niatnya!

Dalam bukunya (M. Natsir, sebuah biografi, 1990), Ajip Rosidi mengomentari keadaan Soekarno seperti itu. Menurutnya, kedekatan Soekarno dengan Hassan adalah karena keinginannya yang hendak memanfaatkan simpati masyarakat muslim terhadap dirinya, yg memang telah terbangun akibat usaha Hassan yang menerbitkan surat-surat Soekarno dari swaktu dirinya dikurung di penjara Endeh.

Ajaran Hassan dalam hal wawasan dan keilmuan Islam memang dapat terlihat dalam pola pemaham Soekarno sewaktu mengkritisi berbagai persoalan syar'i, namun pola yg dipakai berbeda dgn pola yg digunakan Natsir dalam hal yang sama. Dalam penggunaan akal Soekarno terlalu bebas (lebih tepatnya bebas tanpa aturan) bahkan tidak menghiraukan batasan-batasan yg memang harus digunakan dalam mengkritisi dan memahami Islam, sehingga banyak buah pikirnya yg ngawur dan ngelantur.

Catatan di Web lain terkait A. Hassan:
1. http://demimasa2.tripod.com/tokoh1
2. http://www.voa-islam.com/news/profile/2010/03/16/3920/a-hassan-ulama-nasional-yang-serba-bisa-mandiri-tegas-dan-gigih-berdakwah/
3.

SHARE ON:

Penulis berusaha menulis di blog ini untuk berbagi pengalaman, wawasan, serta pemikiran yang dipandang layak untuk disebar luaskan. Aktivitas sehari-hari penulis aktif sebagai tenaga pengajar piket pada salah satu lembaga pesantren di Kab. Bandung, serta aktif sebagai anggota Komunitas Penulis Islam

    Blogger Comment

0 comments:

Posting Komentar

Renungan
Ada Konsekuensi logis yang berlaku di setiap permasalahan yang kita ambil. Orang yang sadar akan makna konsekuensi, tindakannya tidak akan lepas dari kontrol pertimbangan yang matang. Setidaknya, tindakannya tidak berakhir dengan penyesalan.
Komentar saudara yang sarat dengan nilai, akan menjadi sumbangan berharga bagi penulis dan pembaca lainnya.