Menengok Isi kitab Taurat Lewat Buku "Naskah Laut Mati" serta Bandingannya dengan Ajaran Islam

Pada tanggal 2-8 Oktober 2013 kemarin, IKAPI Jabar bersama pemerintah kota Bandung kembali mengadakan acara rutin pameran buku, yang bertempat  di gedung Landmark, Bandung. Tadinya saya sudah pesimis untuk bisa mengunjungi pameran tersebut. Maklum keuangan saya, meski awal bulan, kondisinya masih tipis. Dan dua hari sebelum pameran itu berakhir alhamdulillah Allah memberi jalan kepada saya untuk bisa mengunjunginya.

Banyak buku yang ditawarkan dengan harga murah di pameran buku tersebut, tapi tidak bisa saya beli lantaran keterbatasan uang untuk membelinya. Walhasil saya harus mutar-mutar penuh teliti untuk memaksimalkan uang bisa membeli buku berkualitas dengan harga yang menggiurkan. Ya.. meski pun capek, setidaknya hal itu bisa terobati dengan ditemukannya buku-buku yang lumayan berkualitas. Salah satu buku yang saya beli adalah berjudul "Naskah Laut Mati" terbitan Serambi. Harga awal dalam bandrol adalah Rp. 79.900 dan harga setelah discontnya Rp. 23.000. Sebuah harga yang sangat pantastis, bukan? Makanya tanpa pikir panjang buku itu langsung saya beli. Lalu apa isi buku tersebut? Awalnya saya menduga bahwa buku tersebut berisikan kajian tentang manuskrip peninggalan ummat Islam di masa keemasannya. Tapi ternyata dugaan saya itu salah total.

Apa itu "Naskah Laut Mati"?

Naskah Laut Mati (Dead Sea Scrolls) merupakan sebutan untuk manuskrip yang berisikan sejarah, ajaran agama, do'a, tafsir kitab, maupun aturan-aturan yang tujuan asalnya kemungkinan besar diperuntukan sebagai panduan hidup setiap pengikut sekte Yahudi yang menyusun manuskrip tersebut. Dalam pendahuluannya, penyusun buku Naskah Laut Mati menjelaskan bahwa gulungan manuskrip Laut Mati tersebut ditemukan pada tahun 1946-1947 oleh orang Bedouin dari suku Taamireh di beberapa goa kecil dan sempit di dataran gurun Yudea. Bentuk manuskrip tersebut ditulis dengan bahasa Arama (induk bahasa Arab maupun Ibrani sekarang) dengan pola penulisan dari kanan ke kiri.

Setelah membaca buku "Naskah Laut Mati", yang merupakan terjemahan dari buku The Dead Sea Scrolls karya Michael O Wise dkk, di bab yang berjudul "Dokumen Damaskus (CD)", sebenarnya saya sendiri bisa menarik kesimpulan bahwa manuskrip ini dibuat pada masa kaum Yahudi tengah mengalami kondisi fatrah (masa kekosongan wahyu) dan sedang menunggu kehadiran Mesias yang dijanjikan (nabi Isa 'alaihissalam).


Dalam awal bab tersebut, naskah yang disajikan berisi peringatan terhadap kaum Yahudi agar mereka selalu hidup penuh taat pada ajaran nabiyullah Musa dan Harun agar tidak terjadi kembali azab yang pernah menghancurkan nenek moyang mereka yang berusaha mengingkarinya. Si penulis naskah kemudian menjabarkan kembali beberapa kejadian azab yang pernah menimpa kaumnya tersebut. Sehingga dengan pola penulisan itu bisa kita pahami bahwa sampainya mereka di daerah sekitar Laut Mati adalah buah dari usaha Hijrah mereka dalam menyelamatkan diri dari azab yang Allah timpakan kepada kaumnya di tempat asal mereka.

Tentang Syari'at dalam kitab Taurat

Selain berisikan tentang penjabaran azab-azab yang pernah dialami oleh kaum Yahudi dari pertama hingga masa si penulisnya hidup, manuskrip ini juga memuat berbagai ajaran hukum yang ditetapkan kitab Taurat yang diwahyukan untuk pedoman hidup mereka. Dari mulai kewajiban yang sifatnya ritual ibadah, sosial (mu'amalah), tata aturan hubungan gender, hingga tuntunan pengobatan dan tindakan prepentif terhadap suatu penyakit akan kita jumpai di sana. Sehingga dengan membaca buku ini setidaknya kita bisa mengetahui ragam ajaran yang pernah diberlakukan kaum Yahudi di masa yang masih dekat dengan hidupnya nabi mereka (Musa dan Harun 'alaihimassalam).
Tampilan situs http://dss.collections.imj.org.il yang berhasil saya prinscreen
Bagi kalangan Yahudi dan Kristen sendiri, ditemukannya manuskrip ini merupakan sesuatu yang sangat dibanggakan. Lewat manuskrip ini mereka bisa mengkaji ulang sejarah dan ajaran agama mereka lewat data sejarah yang ditulis lebih dari 2000 tahun yang lalu itu. Tidak heran apabila kemudian pihak google sendiri bersedia mengadakan kerjasama dengan The Israel Museum  dalam mendokumentasikan manuskrip tersebut ke dalam photo-photo yang kemudian disajikan dalam sebuah website dan bisa diakses oleh seluruh dunia.

Ajaran Taurat dalam Manuskrip Laut Mati dan Kesamaannya dengan Ajaran Islam

Bagi kita, ummat Islam, dengan ditemukannya manuskrip laut mati ini juga bisa menjadi bahan kajian yang banyak manfaatnya, terutama dalam melakukan perbandingan antara ajaran Islam dengan ajaran Taurat yang  sudah diakui secara mutlaq oleh ajaran Islam sebagai wahyu yang harus diimani pernah diturunkan Allah sebelum al-Qur'an. Meski isi ajaran Taurat tidak dianjurkan untuk kita amalkan, karena Al-Qur'an sendiri adalah penyempurna buat wahyu-wahyu sebelumnya, setidaknya dengan kita mengkaji manuskrip ini bisa menemukan letak kesamaan ajaran syari'at maupun bukti kebenaran sejarah tentang Yahudi yang diberitakan Al-Qur'an. Kabar kebiasaan buruk para pembangkang dari kaum Yahudi yang diberitakan Al-Qur'an suka merubah isi Al-Kitab, suka membunuh para nabi dan orang yang memerintahkan kebenaran dengan tanpa haq (Surah Ali Imran: 21 ), bisa kita baca penegasan kebenaran kondisi tersebut dalam manuskrip ini (lihat hlm: 96-97 di buku Naskah Laut Mati).


Begitu juga dengan macam-macam hukum yang disyari'atkan dalam kitab Taurat ternyata memiliki letak persamaan dengan apa yang disyari'atkan Islam. Kewajiban bersuci ketika berhadas, dilarangnya memasuki tempat ibadah bagi orang yang sedang berhadas besar maupun wanita sedang haid, adanya waktu haram melakukan hubungan suami istri ketika haid dan nifas (masa pensucian pasca melahirkan pada perempuan), diharamkannya memakan darah dan makanan yang dipersembahkan kepada selain Allah, kewajiban laki-laki untuk dikhitan (karena merupakan bagian terpenting dalam bersuci dari najis), adalah sederet hukum-hukum yang ada dalam Islam dan ternyata juga diberlakukan kepada kaum Yahudi. Selain itu, kewajiban zakat pun ternyata sudah pernah diberlakukan kepada kaum Yahudi itu. Bahkan persentase kewajiban zakatnya sendiri lumayan besar, rata-rata mencapai 10% dalam setiap macam zakatnya. Untuk lebih jelasnya bisa saudara baca dari hlm:114-145. 
Lantas kenapa terdapat perbedaan yang sangat jauh antara ajaran agama yahudi dan kristen sekarang dengan isi ajaran taurat? Tentu hal ini menjadi penguat atas ajaran Islam bahwa autentitas ajaran mereka benar-benar sudah diragukan, atau kebenaran ajaran mereka sudah bercampur baur dengan ajaran agama luar yang pada mulanya justru ditidak bolehkan.

Buku ini menurut saya patut dibaca oleh orang-orang yang suka sejarah atau yang ingin mengetahui sejarah. Bagi anda yang belum terbiasa membaca buku-buku perbandingan agama mungkin akan banyak menemukan istilah-istilah yang kurang familiar di buku ini, bahkan sulit untuk difhami. Begitu juga  dengan nama-nama tokoh yang kurang kita kenal. Untuk itu setidaknya buku "Sejarah Tuhan" karya Karen Armstrong maupun buku "Agama-Agama Manusia" karya Huston Smith perlu juga anda baca untuk lebih mempermudah dalam membaca buku ini.

Saya sendiri belum bisa membaca keseluruhan buku Naskah Laut Mati ini sehingga belum bisa mengetengahkan pandangan secara keseluruhan isi bukunya. Mungkin di waktu setelah saya beres membacanya, jika ada hal-hal yang dipandang penting untuk dibahas kembali, akan saya buatkan lagi bahasan di postingan berikutnya. 

Tulisan ini hanya sekedar opini dari saya selaku pembaca. Mohon maaf jika banyak kekeliruan di dalamnya. dan semoga ada guna dan manfaatnya. T E R I M A K A S I H.

SHARE ON:

Penulis berusaha menulis di blog ini untuk berbagi pengalaman, wawasan, serta pemikiran yang dipandang layak untuk disebar luaskan. Aktivitas sehari-hari penulis aktif sebagai tenaga pengajar piket pada salah satu lembaga pesantren di Kab. Bandung, serta aktif sebagai anggota Komunitas Penulis Islam

    Blogger Comment

0 comments:

Posting Komentar

Renungan
Ada Konsekuensi logis yang berlaku di setiap permasalahan yang kita ambil. Orang yang sadar akan makna konsekuensi, tindakannya tidak akan lepas dari kontrol pertimbangan yang matang. Setidaknya, tindakannya tidak berakhir dengan penyesalan.
Komentar saudara yang sarat dengan nilai, akan menjadi sumbangan berharga bagi penulis dan pembaca lainnya.