Islam dan Sekularisme

  1. Islam adalah agama dunia dan akhirat, yaitu agama yang membawa kebahagiaan dan kesejahteraan manusia, materi dan spiritual, di dunia dan akhirat.

  2. Setiap aktivitas muslim di segala bidang kehidupan, baik material maupun spiritual, merupakan ibadah atau pengabdian kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Oleh karena setiap bidang kehidupan manusia muslim merupakan arena ibadah atau pengabdian kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala, maka bagi setiap muslim tidak ada satu pun yang lepas dari kegiatan beragama (melaksanakan ajaran agama), dari wahyu, dan dari peranan--pengawasan dan penguasaan--Allah Subhaanahu wa ta'ala.

  3. Secara Historis, Sekularisme --sebagaimana juga Marxisme-- timbul di barat sebagai reaksi terhadap kristianisme pada akhir abad pertengahan.
    Sekularisme adalah satu isme dalam kultur yang memiliki ciri berikut.
    1. Secara sadar mengonsentrasikan atau memusatkan perhatian semata-mata kepada masalah duniawi.
    2. Dengan sadar pula mau mengasingkan dan menyisihkan peranan agama atau wahyu dan Tuhan dari pelbagai segi kehidupan.[1]

  4. Islam, sebagai agama dunia dan akhirat, sangat memperhatikan masalah duniawi. Akan tetapi masalah duniawi ini tidak dapat dilepaskan dari masalah ukhrawi, tak dapat dipisahkan dari agama atau wahyu dan Tuhan.

    Islam dapat sejalan dengan sekularisme dalam hal --sama-sama-- memperhatikan masalah duniawi. Akan tetapi, Islam secara prinsip menolak sekularisme karena yang terakhir ini dalam rangka memusatkan perhatiannya kepada masalah dunia itu, telah secara sadar memalingkan muka dari agama atau wahyu dan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Ummat Islam menentang sekularisasi karena sekularisasi adalah proses yang membawa orang, golongan, atau masyarakat semata-mata berhaluan duniawi, kian lama kian memalingkan muka dari nilai-nilai norma-norma Ilahi yang abadi, kian lama kian memalingkan muka dari agama atau wahyu dan Tuhan.[2]

    Di lain sisi, Islam adalah agama harmoni, agama keseimbangan antara dunia akhirat.
___________________
[1]Osman Raliby, Kamus Internasional, Jakarta, 1956, hlm. 403-404. Secular, (Ing. dari Lat. Secularis dan Seculum, 'abad', 'dunia'), bersifat keduniaan atau kefanaan (temporal) sebagai lawan daripada keakhiratan atau keabadian (eternal); dimaksudkan: tidak di bawah pengawasan gereja.
Secularist, orang yang berpendapat bahwa pendidikan dan soal-soal sipil lainnya harus jauh dari unsur-unsur keagamaan; paham seperti itu disebut sekularisme.

[2]T.S.G. Mulia dan K.H. Hidding, Ensuklopedia Indonesia, artikel Sedulerisasi: Sekularisasi  (dari bahasa Latin), 1. Istilah yang dipakai untuk menyatakan suatu proses yang dengan demikian rupa berlakunya, sehingga orang-orang, golongan atau masyarakat yang bersangkutan semakin berhaluan duniawi, artinya semakin memalingkan mukanya dari agama, atau semakin kurang memedulikan nilai-nilai atau norma-norma yang dianggap kekal dan sebagainya. Dalam kebudayaan barat, hal semacam ini tampak misalnya di mana sehabisnya zaman pertengahan dan di zaman pencerahan (Aufklarung); 2. Penyitaan hak milik gereja yang dilakukan oleh badan-badan masyarakat, serikat kerja atau negara. Kejadian semacam ini tampak misalnya di Rusia sewaktu dan sesudah revolusi tahun 1917.

Ditulis ulang dari buku Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran Tentang Paradigma dan Sistem Islam, Karya: H. Endang Saefuddin Anshari, M.A. (2004), Jakarta, Gema Insani Press, hlm: 183-184

SHARE ON:

Penulis berusaha menulis di blog ini untuk berbagi pengalaman, wawasan, serta pemikiran yang dipandang layak untuk disebar luaskan. Aktivitas sehari-hari penulis aktif sebagai tenaga pengajar piket pada salah satu lembaga pesantren di Kab. Bandung, serta aktif sebagai anggota Komunitas Penulis Islam

    Blogger Comment

0 comments:

Posting Komentar

Renungan
Ada Konsekuensi logis yang berlaku di setiap permasalahan yang kita ambil. Orang yang sadar akan makna konsekuensi, tindakannya tidak akan lepas dari kontrol pertimbangan yang matang. Setidaknya, tindakannya tidak berakhir dengan penyesalan.
Komentar saudara yang sarat dengan nilai, akan menjadi sumbangan berharga bagi penulis dan pembaca lainnya.