Harapan, Pesan dan Renungan


Dikala kita mencintai seorang pasangan. Dikala kita yakin bahwa dia adalah dambaan hati yang layak untuk didambakan. Namun ending yang kita hadapi tiada sesuai dengan apa yang kita harapkan, dengan apa yang kita cita-citakan, Pasangan itu hanyalah ibarat permata yang indah dipelupuk mata atau intan yang selalu bersinar dalam ingatan, namun tiada daya untuk kita bawa atau merengkuhnya.
Permata intanku, disaat kau ada di alam bebas, betapa dalam lautan yang kau diami, hingga aku taksanggup untuk menyelami.
Disaat kotak perhiasan tlah membalutmu, engkaupun terlalu mahal untuk kubeli,
engkau terlalu tinggi buat kudaki.
Bukan aku tak menginginkan.
Engkau hanya hayalan


Berkelana masa muda memang mengasyikkan. Apalagi berkelana dengan seni penyelesaian yang kita selalu bisa menghaapinya. Kala itu tantangan aadlah makanan lejat yang selalu ingin disantap. Hingga tibanya suatu masa dimana kita mesti kembali menatap diri sendiri. Menatap usia, menatap posisi hidup, masa depan, dan teman dalam mengarungi perjalanan kehidupan. Tantangan lawan otot dan fisik sudahlah itu masa muda yang kita punya segalanya. Tantangan tua bukan lagi otot dan fisik, tapi siasat agar dikala kekuatan otot dan fisik sudah tiada itu kita msaih bisa bertahan dan menjaga apapun yang mesti kita lindungi. Di sini kita harus mulai berfikir dan mempertimbangkan, ke mana sebetulnya arah hidup yang harus kita kayuh ini bermuara.
Di semenanjung harapan.
beberapa pekan lamanya Asa dan citaku berlabuh tak berjalan.
Panji bahtera kehidupan hanya berkibar di kala desiran angin menerpa,
di saat ombak-ombaknya menyapa.
Kini bahtera itu kian menua, tersipu teriknya siang dan basah dinginnya embun malam.
Sementara tenaga kayuhanku semakin berkurang.
Kuharap kini ku punya teman.
Teman bersama kembaliku beredar

Andai saja mata ini, hati ini, pemikiran ini, kita gunakan untuk membaca apa yang Allah terapkan dalam hukum kehidupan, tentu saja apa yang terjadi adalah kebulatan hukumnya yang terus berputar dan beredar tanpa ada pincang dan berbenturan antara satu dan lainnya. Di kala kita membutuhkan oksigen dan membuang zat karbon, maka hukum Allah menciptakan makhluk yang mampu memproduksi oksigen dan memakan karbon. Dan dikala makhluk itu butuh membuang sisa kebutuhannya, hukum kehidupan tuhan menyediakan makhluk-makhluk yang mampu memakan barang sisanya itu dan memproduksi kebutuhannya. Semua saling membutuhkan dan saling memberi timbal balik, membalas jasa sebesar apa kebutuhan kita yang telah dibantu mereka. Indah benar apa yang berlaku dalam ketetapan Hukum kehidupan yang Tuhan ciptakan.

Manusia selaku khalifah semestinya bisa membaca kembali apa yang Tuhan ajarkan dan praktekkan dalam pola hukum kehidupan itu terkemudian memperaktekannya dalam pola kekhilafahan mereka. Namun terkadang pola pikirnya malah terbang ke luar alam dimana mereka menginjakkan kehidupan. Hingga buah pikirnya malah tidak sejalan dengan kehidupan. Semua yang ada dipandang adil jika sama, dipandang benar jika sesuai dengan keinginan. hingga meluncurlah derajatnya pada posisi yang menghinakan.
Calon Istriku, aku tidak akan melarang kau jadi aktifis gender, aktifis emansipasi, atau apalah namanya. Silahkan jika memang itu harus kau perjuangkan.
Namun calon Istriku, jangan sekali-kali kau gerogoti hak dan kewajiban laki-laki, sebab itu adalah hak dan kewajiban laki-laki, bukan hak atau kewajibanmu. Jangan kau ambil hak dan kewajiban laki-laki, sementara hak dan kewajibanmu sendiri kau tinggalkan.
Calon istriku, hidup ini sudah dibuat seimbang maka jangan kau buat pincang...


Calon Istriku, tak usahlah kau ingin berjuang seperti laki-laki sebab perjuanganmu sendiri banyak yang harus dilakukan.
Tak usah kau tergiur dengan keperkasaan laki-laki hingga kau ingin menyamainya, sebab dalam dirimu juga masih terdapat keperkasaan-keperkasaan lainnya.
Jadilah dirimu sendiri calon istriku...
Hiduplah dalam jalur kewanitaanmu, sebab kau adalah wanita..

Kekasih...
meski raga kita kan menua, tapi jiwa kan tetap muda.
meski raga kita terpatok usia, jiwa kita kan terus berkelana.
jiwa kita kan selalu abadi meski raga kita tertelan mati.
vitamin dan nutrisi jiwa itulah yg utama
karena ia hidup tuk selamanya...

Kekasih, perhiasan tidak selamanya untuk dipajang dan dijajakan.
Adakalanya perhiasan yang amat berharga haruslah kita jaga, kita kemas serapi mungkin, dan kita simpan ditempat yang aman.
Jagalah perhiasanmu.. bingkailah auratmu dengan jilbab.
Pembuatmu bilang di surah al-Ahzab, hiasanmu terjaga bila dikemas dgn jilbab.

Calon pendamping juangku, kehidupan ini tak ubahnya seni. Seni yang seringkali dimaknai berbeda oleh para penikmatnya.
Tersungkurlah kau dalam bimbang tatkala hidup tak punya pijak dan arahan.
Hidupkan jiwamu untuk maknai hidup ini karena itu penerang kemanusiaanmu.
Bukankah kita punya ideologi??
Bersabar dan teruslah tawakal.
Sebab janji Tuhan itu pasti.

Calon Istriku, Jika kau mencari sosok malaikat dalam diriku, maka lebih baik buang saja proposal cinta itu dariku.
Kemuliaan kita bukan menjadi malaikat. Kemuliaan kita adalah manusia yang taat dengan kemanusiaannya. Tak usah kau terus membujang bak biara atau biksu, sebab kau punya hawa nafsu untuk disalurkan.
Cintailah aku seperti yang Allah perintahkan
ku tunggu kau dengan kemanusiaanku...

Teruntuk Calon ISTRIKU yang terpahat dalam buku besar Tuhan.
Hidup kita bukan untuk mencari kehidupan.
Hidup kita adalah perjuangan membuka gerbang masa keabadiaan.
detik demi detik kehidupan dunia semoga menjadi pilar-pilar buat istana di sana...
bersabarlah...
istiqamahlah..


Teruntuk calon Istriku>>
Kita hendak menyulam asa dan cita.
Kita hendak merajut serpihan2 kehidupan tuk menyongsong masa depan.
Bahtera hanya media.
Perbekalan tidaklah cukup hanya sekedar kesenangan.
Kita butuh kebahagiaan ditengah ombak dan badai.
bersabarlah...
bertawakallah...
moga kita sampai dikeabadian..



SHARE ON:

Penulis berusaha menulis di blog ini untuk berbagi pengalaman, wawasan, serta pemikiran yang dipandang layak untuk disebar luaskan. Aktivitas sehari-hari penulis aktif sebagai tenaga pengajar piket pada salah satu lembaga pesantren di Kab. Bandung, serta aktif sebagai anggota Komunitas Penulis Islam

    Blogger Comment

0 comments:

Posting Komentar

Renungan
Ada Konsekuensi logis yang berlaku di setiap permasalahan yang kita ambil. Orang yang sadar akan makna konsekuensi, tindakannya tidak akan lepas dari kontrol pertimbangan yang matang. Setidaknya, tindakannya tidak berakhir dengan penyesalan.
Komentar saudara yang sarat dengan nilai, akan menjadi sumbangan berharga bagi penulis dan pembaca lainnya.