Apa NgeBlog Lebih Baik Isinya Coretan Biasa Saja??? (Renungan Dunia COPAS)

Dua hari ini waktu internetan saya dihabiskan dengan mengacak-acak kata untuk dimasukan ke kolom search embah Google. Kegiatan iseng yang mengisi kejenuhan waktu saya selama berinternet ria. Tapi meski pun iseng, hasilnya sih ada saja, meski sedikit. Dan hasil yang sedikit itu nyatanya membuat pikiran saya harus bekerja memutar pilihan antara menulis dengan usaha maksimal yang menelurkan nilai-nilai luhur di dalamnya, atau cukup mencoret-coretkan kata biasa saja.

Tulisan saya di dunia blog memang terhitung amat sedikit yang isinya betul-betul memenuhi nilai akademis atau ilmiah. Namun jika melihat karya yang masih sedikit itu dicopas habis-habisan dengan tanpa melampirkan sumber asalnya, maka renungan yang berisikan pertimbangan konyol pun tidak heran jika terlintas kembali dalam pikiran ini.

Tentu saja keadaan semisal tema yang sedang diangkat oleh saya sekarang ini bukan alasan yang pantas untuk ditujukan sebagai keinginan mundur dalam usaha tulis menulis, melainkan mencoba untuk kembali menyadarkan diri sendiri akan kondisi sebenarnya yang tengah terjadi di sekitar kehidupan saya sekarang ini.

Dunia copy-paste yang tanpa kendali memang masih menjadi budaya yang tidak henti-hentinya berkembang di sekitar kita. Hal ini tidak hanya terjadi di dunia maya (internet), yang penghuninya sekarang sudah tidak terbatasi oleh kalangan-kalangan masyarakat tertentu saja, tapi di dunia akademis yang seharusnya lebih menjunjung tinggi nilai ilmiah saja ternyata budaya copy-paste tanpa etika ilmiah masih saja terjadi. Sebuah karya tulis orang yang disusun dengan penuh pertimbangan ilmu, pemikiran dan pengetahuan yang dimilikinya bisa dengan mudah dicomot tanpa permisi. Hal tersebut sering saya saksikan juga di saat masih duduk di bangku kuliah dulu.

Penyebab tumbuhnya budaya semacam itu memang ada yang dilatarbelakangi oleh ketidak tahuan terhadap etika tulis-menulis yang seharusnya diberlakukan, ada juga yang disebabkan oleh sikap malas dari individunya sendiri. Yang jelas, menumbuhkan kesadaran dan kefahaman etika copy-paste ini, sekarang saya insafi betul, masih menjadi tantangan besar jika hendak diperbaiki. Merubah budaya sebuah masyarakat tidak cukup hanya dengan diberlakukannya hukum positif, tapi juga dibutuhkan usaha dari kalangan masyarakat yang sudah sadar untuk terus berjuang menegakkannya hingga hal itu tumbuh menjadi budaya yang memperbaikinya.

Kenapa kita harus tetap konsisten menjunjung tinggi nilai ilmiah dalam dunia tulis menulis, adalah disebabkan kepedulian kita terhadap masa depan perkembangan informasi yang akan semakin kacau jika hal itu tidak kita usahakan. Sebuah informasi tidak akan lagi mudah untuk ditelusuri kebenarannya, jika metode ilmiah dalam dunia kepenulisan tidak lagi diterapkan. Kondisi masyarakat luas akan cepat terpropokasi berita bohong, pemikiran dan kepercayaannya mereka akan penuh dengan kekeliruan yang menyesatkan, dan pandangan penilaian mereka akan mudah dihinggapi kepalsuan, jika dalam setiap berita yang mereka terima sumber asalnya tidak lagi dipandang penting untuk dikabarkan. Pada akhirnya masyarakat tumbuh menjadi pengekor buta yang tidak lagi memperdulikan benar dan salah. Sebuah awal dari ciri-ciri atau gejala situasi kemunduran total suatu zaman selangkah lagi menjadi keharusan.

Wal hasil, pandangan saya sekarang ini terkait persoalan menyantumkan sebuah sumber rujukan di kala kita menyebar luaskan sesuatu hasil mengutip atau mengambil dari karya orang lain adalah bukan semata-mata usaha untuk mengharkai pembuatnya, tapi lebih kepada tujuan luhur kita menjaga peradaban sebuah zaman.

SHARE ON:

Penulis berusaha menulis di blog ini untuk berbagi pengalaman, wawasan, serta pemikiran yang dipandang layak untuk disebar luaskan. Aktivitas sehari-hari penulis aktif sebagai tenaga pengajar piket pada salah satu lembaga pesantren di Kab. Bandung, serta aktif sebagai anggota Komunitas Penulis Islam

    Blogger Comment

0 comments:

Posting Komentar

Renungan
Ada Konsekuensi logis yang berlaku di setiap permasalahan yang kita ambil. Orang yang sadar akan makna konsekuensi, tindakannya tidak akan lepas dari kontrol pertimbangan yang matang. Setidaknya, tindakannya tidak berakhir dengan penyesalan.
Komentar saudara yang sarat dengan nilai, akan menjadi sumbangan berharga bagi penulis dan pembaca lainnya.