Wajah Baru Ramadhanku

Atas nama segumpal hati yang bergerak menggeliat, terpanggil seruan kalam al-Qur’an,
Atas nama kepatuhan akan aturan yang menyimpan segudang keutamaan,
Aku dan jutaan manusia seiman kini menapaki shaum Ramadhan.


Kawan,
Di bulan ini aku menaruh rindu,
Rindu akan ajakan Tuhan yang begitu menggiurkan.
Di bulan ini aku jua memapah syi’ar,
Syi’ar yang menghembuskan wajah baru maknai Ramadhan.


Dahaga yang meliliti sekujur kerongkongan,
Peluh tubuh yang kelelahan menahan lapar,
dan seberkas senyum yang harus kupantulkan,
semoga jadi cerminan indahnya ‘azam Ramadhan.


Pedal sepeda akan terus kukayuh terobosi pagi dan petang,
menyelinap di sela jarak tempat tejerat macet,
antara rumah dan tempat kerja,
yang penuh dengan polusi udara dan ekstrimnya panas terik cuaca.


Kini, di Bulan ini,
Bagiku kelas sosial tiada bedanya.
Miskin, kaya; tua, maupun muda, bagiku kini sama saja.
Kini, di Bulan ini,
hanya iman dan shabar yang mampu membuktikan siapa yang kuat diantara kita.


****

Suara Pagi Dini di Kota Bandung, 30 Juli 2012

Dengan cinta

PURNAWARMAN

SHARE ON:

Penulis berusaha menulis di blog ini untuk berbagi pengalaman, wawasan, serta pemikiran yang dipandang layak untuk disebar luaskan. Aktivitas sehari-hari penulis aktif sebagai tenaga pengajar piket pada salah satu lembaga pesantren di Kab. Bandung, serta aktif sebagai anggota Komunitas Penulis Islam

    Blogger Comment

0 comments:

Posting Komentar

Renungan
Ada Konsekuensi logis yang berlaku di setiap permasalahan yang kita ambil. Orang yang sadar akan makna konsekuensi, tindakannya tidak akan lepas dari kontrol pertimbangan yang matang. Setidaknya, tindakannya tidak berakhir dengan penyesalan.
Komentar saudara yang sarat dengan nilai, akan menjadi sumbangan berharga bagi penulis dan pembaca lainnya.