Etika dan Hukum Mengucapkan Kalimat Salam dalam Blog


Setelah banyaknya operator selular yang menyediakan layanan akses internet lebih murah dan mudah, ditambah lagi makin banyaknya tempat-tempat seperti mall maupun universitas yang menyediakan WiFi secara gratiss di Indonesia, dunia blogger kayanya makin banyak saja penggemarnya.

Masyarakat Indonesia yang masyoritasnya adalah Muslim, terkadang dengan pengetahuan agama yang amat minim akibat faktor didikan materi agama (khususnya pelajaran agama Islam) yang diajarkan di tempat sekolahnya itu, berimbas pula pada minimnya pengetahuan mengenai etika tulis menulis di tempat yang aksesnya tidak hanya bisa dibaca oleh kaum Muslimin semata, melainkan oleh masyarakat seluruh dunia yang memiliki latar belakang agama yang pasti berbeda-beda.

Salah-satu sisi keminiman pengetahuan hukum atau etika agama yang bisa mudah untuk kita lihat di blog-blog maupun web-web Muslim adalah pemampangan kalimat SALAM di kolom Welcome, sapaan pembuka di artikel, maupun menutup tulisan artikel itu sendiri. Mungkin niatannya baik, yakni ingin menampilkan identitas kemuslimannya. Namun apakah benar perlakuan seperti itu??

Tentu saja menampilkan identitas kemusliman kita itu amat baik, sebab dengan begitu berarti kita masih punya kebanggaan terhadap apa yang kita yakini. Namun sebuah kebanggaan dan metode menampilkan identitas kemusliman tetap saja mesti diperhatikan tuntunannya dari apa yang kita banggakan dan jadikan identitas itu (etika dan estetika Islam).

Anjuran Mengucapkan Salam


Dalam berita hadits yang diwartakan oleh Shahabat Abu Hurairah ra., Rasulullah telah bersabda:
Haq Muslim terhadap Muslim itu ada enam yaitu: Apabila bertemu dengannya (Muslim lainnya)hendaklah kamu beri salam kepadanya; Apabila dia mengundangmu hendaklah engkau memenuhinya; Apabila dia meminta nasihat engkau harus menasehatinya; Apabila dia bersin dan mengucapkan puji syukur (alhamdulillah) engkau harus mendo'akan kebaikan kepadanya (yarhamukallah); dan Apabila dia meninggal dunia hendaklah engkau mengantarkannya (mengurusnya).
(Hadits Riwayat Imam Muslim)

Ahmad Hassan (A. Hassan) menjelaskan sekaligus menyimpulkan hadits barusan sebagai berikut:
Arti istilah Haq yang dipakai dalam hadits-hadits, maKsud asalnya ialah tuntutan, atau suatu kepatutan. Dengan demikian kalimat haq bisa difahami dengan makna wajib, Sunnah, baik, patut, pantas, dan sebagainya, karena memang semua itu masih dalam kategori "yang dituntut".

Jika dalam persoalan menjawab ucapan salam para ulama telah sepakat terhadap hukum kewajibannya, maka dalam persoalan memulai ucapan salam sendiri, Tidak ada satu kesepakatan yang memutuskan bahwa membuka/memulai ucapan salam itu wajib.
(lihat: Kitab Bulughul Maram (2008), Terj. A. Hassan, hlm. 659)

Aturan Pengucapan Salam


Mengucapkan salam sama dengan mengucapkan do'a atau permohonan kebaikan kepada orang yang kita ucapi salam. Kita memohon dan berharap semoga keselamatan tercurah limpah kepada orang yang kita maksudkan. Bukankah itu perbuatan mulia dan baik? tentu saja. Namun sebuah hukum ibadah tidak bisa hanya diukur oleh kepantasan dan kebaikan semata, tapi juga harus dilandasi oleh masalah benar dan tidaknya menurut agama.

ADA BEBERAPA ATURAN DALAM MENGUCAPKAN SALAM, di antaranya sebagai berikut:
  • Salam tidak bisa diucapkan kepada sembarang orang. Karena ternyata, terhadap non Muslim ucapan ini dilarang. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits yang diceritakan Oleh Shahabat 'Ali radhiyallahu 'anhu:
    Janganlah kamu mendahuluii ucapan salam kepada orang Yahudi dan Nashrani; dan apabila kamu bertemu dengan mereka di suatu jalan, desaklah mereka ketempat yang paling sempit
    (Hadits Riwayat Imam Muslim) (Bulughul Maram, hadits no. 1335 dan 1474)


  • Sebaiknya pengucapan salam disampaikan dari yang termuda umurnya kepada yang tertua, dan dari yang tinggi jabatannya kepada yang sebawahnya
    Hal ini seperti yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Abu Hurairah:
    "Hendaklah yang muda memberi salam kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, dan yang sedikit kepada yang banyakan"
    (Riwayat hadits disepakati kesahihannya oleh imam Bukhary dan imam Muslim [Mutafaqun 'alaih]) (lihat: Bulughul Maram, hadits no. 1472)

  • Jika kita sedang berkumpul dengan banyak orang, kemudian ada teman muslim lain yang baru datang dan mengucap salam, maka yang membalas ucapan salam cukup oleh satu orang saja.
    Hal ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang ada pada riwayat Shahabat Ali Radhiyallahu 'anhu. Menurut Shahabat Ali Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
    "Apabila beberapa orang sedang berjalan, cukup seorang saja dari mereka yang memberi salam; dan cukup seorang pula dari orang banyak dalam membalasnya"
    (Hadits ditarjih oleh Ahmad dan Baihaqi) (lihat: Bulughul Maram, hadits no. 1473)
    Denga hadits ini menunjukkan bahwa, tidaklah sesuai syari'at Islam (tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam) apabila sampai ada kejadian semisal seorang da'i, penceramah, atau ustadz yang rela sampai berulangkali mengulang ucapan salam agar mustami (pendengar) menjawabnya secara serempak


  • Mungkin ada banyak lagi etika pengucapan salam yang dicontohkan oleh tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, namun cukuplah sampai disini dulu persoalan etika salam ini.

    Inti pokok dalam persoalan yang diangkat judul dalam tulisan kali ini adalah, bahwa mengucapkan salam di ruang internet yang bisa dibaca oleh halayak umum sebaiknya dihindari, apalagi jika ditujukan pada setiap orang yang berkunjung ke halaman web atau blog kita yang belum pasti kemuslimannya. Hal ini untuk menjaga keselamatan dari perbuatan yang dilarang oleh Nabi panutan kita.


    Semoga bermanfaat.. :)

    SHARE ON:

    Penulis berusaha menulis di blog ini untuk berbagi pengalaman, wawasan, serta pemikiran yang dipandang layak untuk disebar luaskan. Aktivitas sehari-hari penulis aktif sebagai tenaga pengajar piket pada salah satu lembaga pesantren di Kab. Bandung, serta aktif sebagai anggota Komunitas Penulis Islam

      Blogger Comment

    0 comments:

    Posting Komentar

    Renungan
    Ada Konsekuensi logis yang berlaku di setiap permasalahan yang kita ambil. Orang yang sadar akan makna konsekuensi, tindakannya tidak akan lepas dari kontrol pertimbangan yang matang. Setidaknya, tindakannya tidak berakhir dengan penyesalan.
    Komentar saudara yang sarat dengan nilai, akan menjadi sumbangan berharga bagi penulis dan pembaca lainnya.