Peran Manusia dalam Kehidupan Dunia (season 1)

Berdirilah tegak memperjuangkan pendirian selama hidupmu!
Sesungguhnya hayat itu hanya berarti bila diisi dengan pendirian dan perjuangan!
(SYAUQY BEIK)


Manusia dianugerahi hidup bukan hanya sekedar untuk hidup. Ia memiliki misi dan visi yang sebenarnya harus dikerjakan. Untuk kesempatan kali ini, mari kita ungkap terlebih dahulu mengenai apa itu visi hidup manusia.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam kisah awal penciptaannya, Visi hidup manusia adalah sebagai KHALIFAH!

Khalifah sendiri mengandung beragam makna. Ia bisa bermakna sosok yang mengganti peran Allah SWT dalam mengelola bumi. dalam makna khalifah ini Ia bisa memperlakukan seluruh makhluk sesuai dengan yang dikehendakinya. Batu tidak akan melawan saat dirinya dijadikan kaca, racun tidak ada kemampuan mengelak saat dirinya dibuat menjadi obat, hutan belantara dialih pungsikan menjadi kota, dan sebagainya. Dalam puisinya, Iqbal lukiskan hal ini dengan begitu dalam dan indah;


Tuhan dan Manusia

Tuhan
Ku bentuk dunia ini dari lempung yang satu dan sama
Kau bikin Iran, Ethiopia dan negeri Mongol,
Dari tanah Kubuat besi, murni tanpa campuran
Kau buat pedang, anak panah dan senjata
Kau bikin kapak, untuk menebang pohon yang Kutumbuhkan
Dan membuat sangkar untuk burung-burung-Ku yang berkicau bebas.

Manusia
Kau mencipta malam, aku mencipta lampu yang meneranginya
Kau buat lempung, kubikin darinya cawan minuman
Kau bikin hutan liar, gunung dan padang rumputan
Kucipta kebun, taman, jalan-jalan dan padang gembala
Kurubah racun berbisa jadi minuman segar
Akulah yang mencipta cermin cerlang dari pasir

Dalam "Fayam-i Masyriq"


Bekal utama untuk menjalankan fungsi indera yang dimilikinya, manusia oleh Allah SWT dibekali dengan pengetahuan yang besar mengenai semua makhluk yang ada di dunia. Inilah yang bermakna dari wahyu yang mengatakan bahwa Allah mengajari Adam semua nama-nama. Nama dalam logika saintifik adalah kandungan ilmu yang mencakup eksistensi yang terkandung dalam sebuah benda dan fenomena. Nama adalah rangkuman dari beragam ilmu yang dimiliki makhluk, sehingga dengan bekal ini manusia dapat mengatasi beragam kejadian yang menimpanya, juga dapat membuat sesuatu yang baru dari bahan-bahan dasar yang tersedia di makhluk lainnya.

Namun untuk menjalankan posisi ini, manusia mesti memahami terlebih dahulu bagaimana peran Allah dalam mencipta dan mengelola makhluk-Nya. Manusia harus memahami bagaimana hukum konsistensi antara satu ciptaan dengan ciptaan lainnya sehingga tidak terjadi ceos di mana-mana. Inilah sebabnya kenapa Allah SWT. tiada henti-hentinya mengingatkan manusia agar terus bertafakur, membaca, dan merenungi ayat-ayat yang tersebar di alam. Al-Qur'an adalah wahyu yang membentuk pola pikir kearah yang benar, sementara alam adalah wahyu Allah yang membimbing manusia agar mereka bisa merealisasikan paradigma dan pola pikirnya itu dalam kehidupan realitas.

Makna lain yang terkandung dalam kedudukan khalifah adalah sebagai pemimpin. Dalam makna ini manusia memiliki visi membawa seluruh makhluk pada tata aturan yang seimbang, sesuai dengan yang digariskan Tuhan. Jika Tuhan menggariskan hukum konsistensi pada semua makhluknya, maka harus seperti itulah hukum yang diterapkan oleh manusia pada bawahannya. Jangan sampai kebijakannya kalah bagus dari makhluk bawahannya. Karena apabila kebijakan yang kita buat lebih kacau dari yang dilakukan oleh makhluk bawahan kita, padahal kita sudah diberi daya nalar dan kreasi yang tinggi, bagaimana bisa salah apa yang digambarkan oleh Allah SWT. bahwa derajatnya akan lebih hina dari makhluk bawahannya. dengan kata lain, akan menjadi makhluk paling hina!!!

ini adalah sebagian kecil dari makna yang terkandung dari kedudukan khalifah yang dibebankan pada kita semua. Masih banyak makna-makna lain yang mesti kita fahami terlebih dahulu agar kita berjalan sesuai posisi hidup kita di dunia. Namun meskipun baru sebagian kecil saja yang kita ungkap, sudah cukup menggambarkan bagaimana tingginya peran dan kedudukan yang semestinya disadari dan kemudian dilakukan oleh kita semua.
Lantas kenapa kita masih juga membatasi diri dengan mitos dan filsafat hidup yang mengekang kemajuan diri, jikalau toh hakikat diri yang sebenarnya adalah amat tinggi?
Mari kita maknai hidup ini dengan posisi kita sebagai manusia seutuhnya. Jangan terjebak dengan pemikiran yang menganggap indahnya hidup binatang yang memang tidak memiliki visi besar dalam hidupnya seperti kita!!

Semoga Allah SWT. senantiasa memberi petunjuk hidayah kepada kita semua..!!

SHARE ON:

Penulis berusaha menulis di blog ini untuk berbagi pengalaman, wawasan, serta pemikiran yang dipandang layak untuk disebar luaskan. Aktivitas sehari-hari penulis aktif sebagai tenaga pengajar piket pada salah satu lembaga pesantren di Kab. Bandung, serta aktif sebagai anggota Komunitas Penulis Islam

    Blogger Comment

0 comments:

Posting Komentar

Renungan
Ada Konsekuensi logis yang berlaku di setiap permasalahan yang kita ambil. Orang yang sadar akan makna konsekuensi, tindakannya tidak akan lepas dari kontrol pertimbangan yang matang. Setidaknya, tindakannya tidak berakhir dengan penyesalan.
Komentar saudara yang sarat dengan nilai, akan menjadi sumbangan berharga bagi penulis dan pembaca lainnya.