Bahaya Sifat Iri dan Dengki Bisa Mematikan Daya Kreativitas

Sebagai orang yang baru ikut terjun dalam dunia tulis menulis, awal mula melihat betapa banyaknya orang-orang di dunia maya ini yang memiliki potensi dan keahlian yang lebih dibanding saya, yang muncul di benak saya pertama kali hanyalah sikap minder dan rendah diri. Saya ketakutan kalau ikut nimbrung bersama mereka hanya menjadi manusia yang sok tahu, kePDan, atau kesananya jadi manusia yang jatuh karena ulahnya sendiri yang tak tahu diri. Namun saya sadar, sikap rendah diri dan minder hanya akan menghambat daya kreatifitas saya. Oleh sebab itu saya beranikan diri tampil di sini meski dalam kondisi masih banyak kekurangan dan kelemahan. Setelah ikut mendaftar dan aktif dengan menuliskan beberapa gagasan dan pemikiran, sikap kejahiliyahan (kebodohan) lain yang muncul adalah iri dan dengki. Sikap itu tumbuh dalam diri saya tanpa sengaja dan tanpa sadar. Dan hasilnya, bukannya saya menjadi orang yang menelurkan banyak karya, tapi orang yang lebih banyak kecewa. Saya hanya menjadi orang yang lebih banyak memikirkan orang lain, “kenapa dan kenapa?”. Wal hasil, sikap iri dan dengki hanyalah sikap yang timbul karena kita tidak siap dalam dunia kompetisi. Kita tidak siap untuk bersaing dengan orang-orang besar, tidak mampu menjadi patner orang, tidak bisa menjadi murid yang berguru pada orang yang lebih dulu besar darinya. Pantaslah sabda Rasulullah dalam sebuah haditsnya mengatakan bahwa yang namanya hasud (iri dan dengki) hanyalah sesuatu yang bisa memakan kebaikan, layaknya api memakan sekam.
Kreativitas yang merupakan sisi baik dan sisi keunggulan kita selaku manusia, hanya akan tumpul dan mati oleh sikap dirinya yang iri dan dengki, yang menginginkan kelebihan yang ada pada orang lain hilang dan berpindah pada dirinya. Sifat hasud hanya mengutamakan keinginan, sementara karya dan usahanya tidak ada. Orang yang terkontaminasi sifat iri dan dengki hanya disibukan oleh pertanyaan menyalahkan orang lain, bukan mencari titik lemah dalam diri yang patut untuk diperbaiki.
#Sebuah renungan dalam menyikapi sifat diri pribadi

SHARE ON:

Penulis berusaha menulis di blog ini untuk berbagi pengalaman, wawasan, serta pemikiran yang dipandang layak untuk disebar luaskan. Aktivitas sehari-hari penulis aktif sebagai tenaga pengajar piket pada salah satu lembaga pesantren di Kab. Bandung, serta aktif sebagai anggota Komunitas Penulis Islam

    Blogger Comment

0 comments:

Posting Komentar

Renungan
Ada Konsekuensi logis yang berlaku di setiap permasalahan yang kita ambil. Orang yang sadar akan makna konsekuensi, tindakannya tidak akan lepas dari kontrol pertimbangan yang matang. Setidaknya, tindakannya tidak berakhir dengan penyesalan.
Komentar saudara yang sarat dengan nilai, akan menjadi sumbangan berharga bagi penulis dan pembaca lainnya.