Makna komunikasi


Suatu hari di kedai Parizs Susu saya duduk sendirian sambil membuka helai demi helai halaman buku yg sedang dibaca. Tiba-tiba keasikan baca saya terganggu oleh bisingnya suara dua buah kucing yang kedengarannya sedang pada berantem.



Karena takut terkena amukan mereka, saya hanya memberanikan diri melihat mereka dari jarak agak jauh saja. Saya lakuka itu sebagai sikap siap siaga saya agar tidak sampai saya kena pepatah sunda: bisi kateumleuhan buntut maung. (Hehe.. padahal saya ngeles aja biar tidak dibilang penakut.. :p)

setelah lama saya amati, eh ternyata dugaan awal saya itu meleset jauh. Anggapan bahwa kedua kucing itu sedang berantem dan berkelahi itu ternyata salah. Setelah gigitan, erangan dan kejar-kejaran itu cukup lama berlangsung, pada akhirnya ternyata malah jadi hubungan intim.. Ah kirain teh apa.. Kalau tau dari awalmah mungkin saya kaga bakal terjebak nonton fornografi binatang.. Hehe dosa ga ya.. Kaga penting bangeeet!


Tapi saya kemudian jadi berfikir, kok bisa ya dengan perilaku dan nada kasar, sebuah jalinan rasa cinta antar dua kucing itu dapat dikomunikasikan? Anehnya lagi, mereka pada-pada saling mengerti gitu.

Namun setelah diingat-ingat nyatanya dikalangan kita sendiri kita sering menemukan orang orang asik berkumpul penuh suka ria padahal menurut kita gaya obrolan dan candaan mereka itu tidak menarik, tidak seru.

Mungkin di situlah letaknya makna komunikasi. Jika kita sudah mampu berkomunikasi (bisa memahami dan menangkap isi yg sedang ditransformasikan) dengan partner kita, bagaimanapun caranya komunikasi itu dilakukan tentu akan mengantarkan mereka pada suatu kesepahaman yg sama dgn yg dimaksudkan si subjek.

Ada munculnya kesepahaman itu tentu karena kita sudah sering bersama melakukan komunikasi itu. Itulah teman.

Jika komunikasi terkena mis-komunikasi, padahal itu dilakukan dengan kawan sendiri, dengan sendirinya, dengan teori di atas, bisa jadi sebenarnya antara kita dan kawan kita itu pada hakikatnya bukanlah teman yg sebenarnya.




*****
Sumber gambar:
http://sites.google.com/site/ayubcharter
http://images.duniawebid.com/pictures

SHARE ON:

Penulis berusaha menulis di blog ini untuk berbagi pengalaman, wawasan, serta pemikiran yang dipandang layak untuk disebar luaskan. Aktivitas sehari-hari penulis aktif sebagai tenaga pengajar piket pada salah satu lembaga pesantren di Kab. Bandung, serta aktif sebagai anggota Komunitas Penulis Islam

    Blogger Comment

0 comments:

Posting Komentar

Renungan
Ada Konsekuensi logis yang berlaku di setiap permasalahan yang kita ambil. Orang yang sadar akan makna konsekuensi, tindakannya tidak akan lepas dari kontrol pertimbangan yang matang. Setidaknya, tindakannya tidak berakhir dengan penyesalan.
Komentar saudara yang sarat dengan nilai, akan menjadi sumbangan berharga bagi penulis dan pembaca lainnya.